Dokumentasi
yang diperlukan untuk proses-proses Keputusan Sumber Daya Manusia atau
Pemenuhan Persyaratan H - See more at:
http://ikhtisar.com/evaluasi-kinerja-sebagai-dasar-pengembangan-organisasi/#sthash.zt6H1YZK.dpuf
Tujuan Penilaian Kinerja
1. Sebagai
dasar pengambilan keputusan,
2. Sebagai
dasar meramanlkan kinerja dengan cara mengkorelasikan hasil tes dengan hasil
penilaian kinerja.
3. Memberikan
umpan balik kepada karyawan, sehingga penilaian kinerja dapat berfungsi sebagai
wahana pengembangan diri dan pengembangan karier karyawan.
4. Bila
kebutuhan pengembangan pekerjaan dapat diidentifikasikan, maka penilaian
kinerja dapat membantu menentukan tujuan program pelatihan.
5. Jika
kinerja karyawan dapat ditentukan secara tepat, maka penilaian kinerja dapat
membantu mendiagnosis masalah organisasi.
Fungsi Penilaian Kinerja
Menurut Byars dan Rue (1997), fungsi penialaian
kinerja adalah untuk pembuatan keputusan administrative yang berkaitan dengan
promosi, pemberhentian, pemutusan hubungan kerja dan peningkatan upah
berdasarkan atas jasa karyawan.
Fungsi lain dari penilaian kinerja adalah untuk
mendorong peningkatan kinerja. Dalam hal ini, penilaian kinerja digunakan
sebagai sarana komunikasi dengan karyawan mengenai bagaimana mereka bekerja dan
sarana apa yang diperlukan untuk mengubah perilaku dan sikap, serta sarana
untuk mengembangkan keahlian dan pengetahuan mereka.
Proses Penilaian Kinerja
Menurut Ivancevich (1992),
kemampuan menghasilkan data yang akurat dan reliable akan meningkatk jika
mengikuti suatu proses sistematis yang terdiri dari 6 (enam) langkah, yaitu :
a. Mengadakan
standar kinerja untuk setiap posisi dan criteria evaluasianya,
b. Mengadakan
kebijaksanaan evaluasi kinerja berkaitan dengan kapan penilaian dilakukan,
seberapa sering dan siapa yang harus menilai,
c. Memiliki
penilaian yang mengumpulkan data kinerja karyawan,
d. Memiliki
penilaian yang mengevaluasi kinerja karyawan,
e. Mendiskusikan
evaluasi tersebut dengan karyawan,
f. Membuat
keputusan dan menyimpan hasil evaluasi tersebut.
Dimensi kinerja atas karyawan yang dinilai disebut
dengan criteria evaluasi. Menurut Ivancevich (1992), suatu criteria yang
efektif harus memiliki karakteristik sebagao berikut :
a. Relevan.
Suatu pengukuran kinerja harus sesuai dengan output aktual.
b. Sensitivitas.
Suatu criteria harus dapat mencerminkan perbedaan antara orang yang berkinerja
tinggi dan yang berkinerja rendah.
c. Praktis.
Kriteria harus mudah diukur, dan pengumpulan data dilakukan secara efisien.
Menurut Ivancevich (1992), beberapa pertimbangan
yang dapat digunakan dalam menentukan waktu pelaksanaan penilaian kinerja,
yakni :
a. Dapat
dilakukan secara arbitari, artinya waktu pelaksanaan penilaian kinerja dapat
ditentukan secara sembarang.
b. Setiap
karyawan dievaluasi dengan jadwal tunggal.
c. Jadwal
evaluasi adalah pada suatu saat penyelesaian dari suatu siklus tugas.
Metode
Penilaian Kinerja
1. Pendekatan
Komparatif
Untuk mengukur kinerja berisikan
teknik-teknik yang menuntut penilai membandingkan individu dengan individu
lain. Terdapat tiga teknik yang masuk kedalam pendekatan ini, yaitu :
a. Ranking
b. Forced
Distribution
c. Paired
comparison (Pembandingan berpasangan)
2. Pendekatan
Atribut
Memusatkan perhatiannya pada sejauh
mana individu memiliki atribut tertentu (ciri atau sifat) yang diyakini
diperlukan untuk keberhasilan perusahaan.
3. Pendekatan
Keprilakuan
Tiga teknik yang termasuk ke dalam
pendekatan keperilakuan (Noe, et al. 2000), yaitu :
a. Insiden
kritis (Critical incidents)
b. Skala
penilaian berdasarkan perilaku (Behaviorally Anchored Ratting Scales/BARS)
4. Manajemen
Berdasarkan Sasaran (Management By Objectives/MBO)
Lebih umum digunakan untuk
professional dan karyawan manajerial. Proses MBO secara khusus berisi
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tinjauan
pekerjaan dan kesepakatan
b. Pengembangan
standar kinerja
c. Penetapan
tujuan yang terarah
d. Diskusi
kinerja yang berkelanjutan
Hubungan
Antara Penghargaan dan Kinerja
Byars dan Rue (1997) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa prakondisi yang harus dipenuhi agar kita dapat mengimplementasikan
program upah untuk kinerja (pay-for-performanceprogram) secara berhasil,
seperti :
1. Percaya
pada manajemen.
2. Tidak
adanya hambatan untuk berkinerja.
3. Adanya
supervisor dan manajer yg terlatih baik.
4. Adanya
system pengukuran yang baik.
5. Kemampuan
untuk membayar.
6. Harus
jelas perbedaan antara biaya hidup, senioritas, dan merit.
7. Kebijaksanaan
upah secara keseluruhan dikomunikasikan dengan baik.
8. Adanya
jadwal penghargaan yang fleksibel.
Pengertian
Perencanaan Karier
Dalam istilah manajemen karir berarti :
1. Rangkaian
kegiatan kerja terpisah tetapi berkaitan, memberikan kesinambungan,
keterntraman, dan arti dalam hidup seseorang;
2. Serangkaian
pengalaman peran yang diurut dengan tepat menuju kepada peningkatan tingkat
tanggung jawab, status, kekuasaan, imbalan, dan karier;
3. Semua
pekerjaan yang dikerjakan selama masa kerja sekarang.
Perencanaan karie merupakan suatu proses yang berkelanjutan
di mana seorang individu merancang sasaran karier dan mengidentifikasi semua
sarana dan prasana untuk mencapainya.
Cara Pengelolaan Karier
Seorang ahli bimbingan karier, John
I. Holland (dalam Invancevich, 1992), telah mengadakan studi dan mengemukakan
bahwa pilihan karier adalah suatu kejadian yang bersifat random, meskipun
kesempatan dapat memainkan peran.
Praktik perencanaan karier
organasasional mencakup penyesuaian cita-cita karier individu dengan peluang
yang tersedia dalam organisasi, dan jalur karier adalah konsekuensi dari
pekerjaan tertentu yang dikaitakan dengan paluang tersebut (Ivancevich, 1992).
Jalur karier merupakan serangkaian
aktivitas pengembangan yang melibatkan pendidikan, pelatihan dan penglaman
kerja, baik secara formal maupun informal yang membantu membuat seseorang mampu
memegang jabatan/pekerjaan yang lebih maju (Byars dan Rue, 1997).
Kerangka dari langkah dasar dalam jalur karier
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan
atau menegaskan kemabali kemampuan dan perilaku akhir dan pekerjaan target.
Oleh karena pekerjaan cenderung untuk berubah terus, adalah penting untuk
menentukan atau menegaskan persyaratan dan mereviunya secara periodik.
2. Memelihara
data karyawan untuk menjaga kelengkapan dan akurasi data. Karena minat dan sasaran
karier karyawan cenderung bergeser, catatan-catatan individu berkaitan dengan
keahlian, pengalaman dan sebagainya perlu selalu diperbarui.
3. Melaksanakan
perbandingan analisis kebutuhan yang
secara bersama-sama melihat individu dan pekerjaan yang ditargetkan. Menentukan
apakah individu dan pekerjaan yang ditargetkan cenderung sesuai.
4. Mengukur/mencocokkan
cita-cita karier karyawan, kebutuhan pengembangan, dan pekerjaan yang
ditargetkan yang dituntut oleh manajemen karier organisasional.
5. Mengembangkan
pelatihan kerja individu dan kebutuhan penddikan dengan menggunakan orientasi
aktivitas waktu. Mengidentifikasikan tindakan individu (kerja, pendidikan dan
pengalaman pelatihan) yang diperlukan individu untuk kemajuan pekerjaan yang
ditargetkan.
6. Cetak
biru altivitas jalur karier. Ini proses menciptakan cetak biru orientasi waktu
atau bagan untuk memberikan panduan individu.
Menghadapi
Career Plateu
Career Platue didefinisikan sebagai
suatu titik dalam suatu karier dimana kemungkinan tambahan promosi secara
hierarkis sangat rendah (Byars dan Rue, 1997).
Byars dan Rue (1997) berpendapat,
ada tiga tingkatan yang dapat membantu dalam mengelola proses taraf tidak ada
kemajuan dalam karier, yaitu:
1. Melindungi
karyawan yang berada pada taraf tidak ada kemajuan dalam karier agar tidak
masuk dalam kategori tidak efektif;
2. Mengintegrasikan
system informasi yang berkaitan dengan karier yang relevan (meningktakan
monitoring sehingga kemunculan masalah dapat dideteksi dan ditangani lebih
awal);
3. Mengelola
karyawan yang berada pada taraf tidak ada kemajuan karier yang tidak efektif
dan karyawan yang frustasi secara lebih efektif (obati masalah begitu muncul).
Mengembangkan
Karier
Pengembangan karier dapat
didefinisikan sebagai :
1. Suatu
usaha formal, terorganisasi, dan terencana untuk mencapai keseimbangan antara
kebutuhan karier individu dan tuntutan angkatan kerja organisiasional, dan
2. Suatu
usaha yang terus menerus secara formal dilakukan oleh organisasi yang berfokus
pada pengayaan sumber daya manusia organisasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan
baik individu maupun organisasi.
2) Mengelola keanekaragaman dalam organisasi
Keragaman dalam organisasi merupakan suatu hal yang
sangat penting saat ini. Dengan keragaman, organisasi dapat memperoleh
berbagai pandangan, kemampuan, dan berbagai hal untuk mengatasi
permasalahan organisasi atau perusahaan, dan dapat juga meningkatkan
efektivitas perusahaan.
Keragaman dalam organisasi bukanlah sekadar beragam dalam umur, suku, atau kemampuan. Ini barulah keragaman tingkat awal dalam organisasi.
Kedua, yaitu deep-level diversity (keragaman tingkat dalam), yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian, dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin penting dalam penentuan kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih baik.
Keragaman dalam organisasi bukanlah sekadar beragam dalam umur, suku, atau kemampuan. Ini barulah keragaman tingkat awal dalam organisasi.
Tingkat Keragaman Dalam Organisasi
Terdapat dua tingkat keragaman dalam organisasi. Pertama, yaitu surface-level diversity (keragaman tingkat permukaan), yaitu perbedaan dalam karakteristik yang dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis kelamin, ras, suku, umur, atau disabilitas, yang tidak begitu merefleksikan bagaimana orang berpikir atau merasa, tapi dapat mengaktivasi stereotipe tertentu.Kedua, yaitu deep-level diversity (keragaman tingkat dalam), yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian, dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin penting dalam penentuan kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih baik.
Evaluasi
Kinerja adalah salah satu fungsi utama dalam Sistem Manajemen, khusus
Talent Management. Evaluasi ini berkaitan dengan Performa Individu dan
Manajemen (Tim) untuk menuju Pengembangan Karir dan Pertumbuhan
Organisasi. Evaluasi Kinerja terkait dengan Productivity, Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale, Environment.
Evaluasi Kinerja bertujuan untuk peningkatan Pembelajaran dan
Pertumbuhan Organisasi yang sangat bergantung pada Pengembangan Sumber
Daya Manusia yang Handal. Dan ada tiga aspek penting dalam tumbuh
kembang perusahaan yakni:
- Kompetensi Manajemen dan Karyawan
- Infrastruktur Teknologi
- Budaya Perusahaan
Visi Misi Perusahaan akan menurunkan
Nilai-nilai yang menjadi Navigasi dalam Perkembangan Organisasi. Visi
Perusahaan mempertegas arahan Penilaian Kinerja yang terjadi disetiap
Lini Organisasi seperti :
- Kondisi Pasar dan Financial
- Pelanggan
- Produk dan Jasa Pelayanan
- Proses Bisnis Internal
- Sumber Daya Manusia
- Kepemimpinan
- Dan lainnya
Evaluasi Kinerja menjadi Tanggung Jawab
Top Manajemen dalam Pengendalian dan Implementasinya, karena setiap
Program-program Peningkatan Kinerja telah menjadi KPI Utama para
Manajemen Puncak. Identifikasi Kemampuan dan Kompetensi setiap Karyawan
perlu dituangkan dalam sebuah Matriks Analisis sehingga mudah dibaca
arah pengembangan masing-masing individu terkait.
Tujuan Evaluasi Kinerja meliputi beberapa elemen berikut:
1. Pengembangan Karir.
Penilaian Kinerja memberikan arahan yang
jelas bagi individu dalam merancang potensi karir, dengan cara diskusi
atau counseling. Individu akan mudah menemukan jenis pelatihan yang
terkait dengan pengembangan karir berikutnya.
2. Umpan Balik.
Evaluasi Kinerja adalah komunikasi dua
arah sehingga masing-masing dapat saling memberikan penilaian, baik
Bawahan atau Atasan. Umpan Balik akan memperkuat Struktur atau Format
bagaimana individu dilihat kinerja mereka dan menyediakan kesempatan
untuk membahas resolusi kelemahan kinerja.
3. Administrasi Penilaian Kinerja.
Kenaikan Gaji, Pangkat dan Jabatan,
Retensi Karyawan dan lainnya adalah bagian administrasi hasil dari
Evaluasi Kinerja Karyawan. Selain berfungsi dalam Penghargaan Karyawan
juga berguna dalam Identifikasi Kinerja yang Buruk bahkan sampai
Pemutusan Hubungan Kerja.
4. Sejarah Kinerja.
Ingatan Manusia yang terbatas tidak
dapat dijadikan dasar-dasar Punish and Reward dalam Pekerjaan.
Identifikasi Kinerja Masa Lalu dan Saat ini perlu ditinjau dengan Jelas
dan Terbuka.
5. Sasaran Organisasi.
Evaluasi Kinerja akan memberikan arahan
tegas dalam Sasaran Organisasi terkait Ekspektasi Individu, Kinerja
Karyawan yang terkait Proses Pengembangan Organisasi, dan Prospek atau
Potensi Masa Depan.
6. Standar Pekerjaan.
Evaluasi Kinerja menjadi faktor yang
memperlihatkan Standar Kerja telah dilakukan sesuai Prosedur dan
Kerangka yang ada. Artikulasi dan Definisi Kerja akan makin jelas
dengan adanya Evaluasi Kinerja.
7. Dokumentasi Penilaian Kinerja.
Dokumentasi yang diperlukan untuk proses-proses Keputusan Sumber Daya Manusia atau Pemenuhan Persyaratan Hukum.
- See more at: http://ikhtisar.com/evaluasi-kinerja-sebagai-dasar-pengembangan-organisasi/#sthash.zt6H1YZK.dpuf
Evaluasi
Kinerja adalah salah satu fungsi utama dalam Sistem Manajemen, khusus
Talent Management. Evaluasi ini berkaitan dengan Performa Individu dan
Manajemen (Tim) untuk menuju Pengembangan Karir dan Pertumbuhan
Organisasi. Evaluasi Kinerja terkait dengan Productivity, Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale, Environment.
Evaluasi Kinerja bertujuan untuk peningkatan Pembelajaran dan
Pertumbuhan Organisasi yang sangat bergantung pada Pengembangan Sumber
Daya Manusia yang Handal. Dan ada tiga aspek penting dalam tumbuh
kembang perusahaan yakni:
- Kompetensi Manajemen dan Karyawan
- Infrastruktur Teknologi
- Budaya Perusahaan
Visi Misi Perusahaan akan menurunkan
Nilai-nilai yang menjadi Navigasi dalam Perkembangan Organisasi. Visi
Perusahaan mempertegas arahan Penilaian Kinerja yang terjadi disetiap
Lini Organisasi seperti :
- Kondisi Pasar dan Financial
- Pelanggan
- Produk dan Jasa Pelayanan
- Proses Bisnis Internal
- Sumber Daya Manusia
- Kepemimpinan
- Dan lainnya
Evaluasi Kinerja menjadi Tanggung Jawab
Top Manajemen dalam Pengendalian dan Implementasinya, karena setiap
Program-program Peningkatan Kinerja telah menjadi KPI Utama para
Manajemen Puncak. Identifikasi Kemampuan dan Kompetensi setiap Karyawan
perlu dituangkan dalam sebuah Matriks Analisis sehingga mudah dibaca
arah pengembangan masing-masing individu terkait.
Tujuan Evaluasi Kinerja meliputi beberapa elemen berikut:
1. Pengembangan Karir.
Penilaian Kinerja memberikan arahan yang
jelas bagi individu dalam merancang potensi karir, dengan cara diskusi
atau counseling. Individu akan mudah menemukan jenis pelatihan yang
terkait dengan pengembangan karir berikutnya.
2. Umpan Balik.
Evaluasi Kinerja adalah komunikasi dua
arah sehingga masing-masing dapat saling memberikan penilaian, baik
Bawahan atau Atasan. Umpan Balik akan memperkuat Struktur atau Format
bagaimana individu dilihat kinerja mereka dan menyediakan kesempatan
untuk membahas resolusi kelemahan kinerja.
3. Administrasi Penilaian Kinerja.
Kenaikan Gaji, Pangkat dan Jabatan,
Retensi Karyawan dan lainnya adalah bagian administrasi hasil dari
Evaluasi Kinerja Karyawan. Selain berfungsi dalam Penghargaan Karyawan
juga berguna dalam Identifikasi Kinerja yang Buruk bahkan sampai
Pemutusan Hubungan Kerja.
4. Sejarah Kinerja.
Ingatan Manusia yang terbatas tidak
dapat dijadikan dasar-dasar Punish and Reward dalam Pekerjaan.
Identifikasi Kinerja Masa Lalu dan Saat ini perlu ditinjau dengan Jelas
dan Terbuka.
5. Sasaran Organisasi.
Evaluasi Kinerja akan memberikan arahan
tegas dalam Sasaran Organisasi terkait Ekspektasi Individu, Kinerja
Karyawan yang terkait Proses Pengembangan Organisasi, dan Prospek atau
Potensi Masa Depan.
6. Standar Pekerjaan.
Evaluasi Kinerja menjadi faktor yang
memperlihatkan Standar Kerja telah dilakukan sesuai Prosedur dan
Kerangka yang ada. Artikulasi dan Definisi Kerja akan makin jelas
dengan adanya Evaluasi Kinerja.
7. Dokumentasi Penilaian Kinerja.
Dokumentasi yang diperlukan untuk proses-proses Keputusan Sumber Daya Manusia atau Pemenuhan Persyaratan Hukum.
- See more at: http://ikhtisar.com/evaluasi-kinerja-sebagai-dasar-pengembangan-organisasi/#sthash.zt6H1YZK.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar